August Comte (1798 – 1857)
SEJARAH PERKEMBANGAN
SOSIOLOGI
Kata sosiologi pertama
digunakan oleh Auguste Comte orang Prancis pada tahun 1838 dalam bukunya yang
berjudul “Positive Philosophy” oleh karenanya Comte sering disebut sebagai
bapak sosiologi.. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang
pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam
tahun 1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode
ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi
yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan
baru pada saat itu. Sosilogi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan
teorinya yang didasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi.
SOSIOLOGI PADA MASA
AUGUSTE COMTE
Profil singkat Auguste
Comte
Auguste Comte
dilahirkan di Montpellier, Prancis tahun 1798, keluarganya beragama khatolik
dan berdarah bangsawan. Dia mendapatkan pendidikan di Ecole Polytechnique di
Prancis, namun tidak sempat menyelesaikan sekolahnya karena banyak
ketidakpuasan didalam dirinya, dan sekaligus ia adalah mahasiswa yang keras
kepala dan suka memberontak.
Comte akhirnya memulia
karir profesinalnya dengan memberi les privat bidang matematika. Namun selain
matematika ia juga tertarik memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
masyarakat terutama minat ini tumbuh dengan suburnya setelah ia berteman dengan
Saint Simon yang mempekerjakan Comte sebagai sekretarisnya.
Pada tahun 1842 ia menyelesaikan
karya besarnya yang berjudul Course of Positive Philosophy dalam 6
jilid, dan juga karya besar yang cukup terkenal adalah System of Positive
Politics yang merupakan persembahan Comte bagi pujaan hatinya Clothilde de
Vaux, yang begitu banyak mempengaruhi pemikiran Comte di karya besar keduanya
itu. Dan dari karyanya yang satu ini ia mengusulkan adanya agama humanitas,
yang sangat menekankan pentingnya sisi kemanusiaan dalam mencapai suatu
masyarakat positifis.
Comte hidup pada masa akhir
revolusi Prancis termasuk didalamnya serangkaian pergolakan yang tersu
berkesinambungan sehingga Comte sangat menekankan arti pentingnya Keteraturan
Sosial.
Pada tahun 1857 ia mengakhiri
hidupnya dalam kesengsaraan dan kemiskinan namun demikian namanya tetap kita
kenang hingga sekarang karena kegemilangan pikiran serta gagasannya.
Pemikiran
Auguste Comte
Comte adalah tokoh aliran
positivisme yang paling terkenal. Kamu positivis percaya bahwa masyarakat
merupakan bagian dari alam dimana metode-metode penelitian empiris dapat
dipergunakan untuk menemukan hukum-hukum sosial kemasyarakatan. Aliran ini
tentunya mendapat pengaruh dari kaum empiris dan mereka sangat optimis dengan
kemajuan dari revolusi Perancis.
Pendiri filsafat positivis yang
sesungguhnya adalah Henry de Saint Simon yang menjadi guru sekaligus teman
diskusi Comte. Menurut Simon untuk memahami sejarah orang harus mencari
hubungan sebab akibat, hukum-hukum yang menguasai proses perubahan. Mengikuti
pandangan 3 tahap dari Turgot, Simon juga merumuskan 3 tahap perkembangan
masyarakat yaitu tahap Teologis, (periode feodalisme), tahap metafisis (periode
absolutisme dan tahap positif yang mendasari masyarakat industri.
Comte menuangkan gagasan
positivisnya dalam bukunya the Course of Positivie Philosoph, yang
merupakan sebuah ensiklopedi mengenai evolusi filosofis dari semua ilmu dan
merupakan suatu pernyataan yang sistematis yang semuanya itu tewujud dalam
tahap akhir perkembangan. Perkembangan ini diletakkan dalam hubungan statika
dan dinamika, dimana statika yang dimaksud adalah kaitan organis antara
gejala-gejala ( diinspirasi dari de Bonald), sedangkan dinamika adalah urutan
gejala-gejala (diinspirasi dari filsafat sehjarah Condorcet).
Bagi Comte untuk menciptakan
masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang kepastiannya tidak dapat
digugat. Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu :
1.
Metode ini diarahkan pada fakta-fakta
2.
Metode ini diarahkan pada perbaikan
terus meneurs dari syarat-syarat hidup
3.
Metode ini berusaha ke arah kepastian
4.
Metode ini berusaha ke arah kecermatan.
Metode positif juga
mempunyai sarana-sarana bantu yaitu pengamatan, perbandingan, eksperimen dan
metode historis. Tiga yang pertama itu biasa dilakukan dalam ilmu-ilmu alam,
tetapi metode historis khusus berlaku bagi masyarakat yaitu untuk mengungkapkan
hukum-hukum yang menguasai perkambangan gagasan-gagasan.
Hukum Tiga Tahap Auguste Comte
Comte termasuk pemikir yang
digolongkan dalam Positivisme yang memegang teguh bahwa strategi pembaharuan
termasuk dalam masyarakat itu dipercaya dapat dilakukan berdasarkan hukum alam.
Masyarakat positivus percaya bahwa hukum-hukum alam yang mengendalikan manusia
dan gejala sosial da[at digunakan sebagai dasar untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan
sosial dan politik untuk menyelaraskan institusi-institusi masyarakat dengan
hukum-hukum itu.
Comte juga melihat bahwa
masyarakat sebagai suatu keseluruhan organisk yang kenyataannya lebih dari
sekedar jumlah bagian-bagian yang saling tergantung. Dan untuk mengerti
kenyataan ini harus dilakukan suatu metode penelitian empiris, yang dapat
meyakinkan kita bahwa masyarakat merupakan suatu bagian dari alam seperti
halnya gejala fisik.
Untuk itu Comte mengajukan 3
metode penelitian empiris yang biasa juga digunakan oleh bidang-bidang fisika
dan biologi, yaitu pengamatan, dimana dalam metode ini [eneliti mengadakan
suatu pengamatan fakta dan mencatatnya dan tentunya tidak semua fakta dicatat,
hanya yang dianggap penting saja. Metode kedua yaitu Eksperimen, metode ini
bisa dilakukans ecara terlibat atau pun tidak dan metode ini memang sulit untuk
dilakukan. Metode ketiga yaitu Perbandingan, tentunya metode ini
memperbandingkan satu keadaan dengan keadaan yang lainnya.
Dengan menggunakan metode-metode
diatas Comte berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat
evolusioner menjadi 3 kelompok yaitu, pertama, Tahap Teologis,
merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia, dan dalam periode ini
dibagi lagi ke dalam 3 subperiode, yaitu Fetisisme, yaitu bentuk
pikiran yang dominan dalam masyarakat primitif, meliputi kepercayaan bahwa
semua benda memiliki kelengkapan kekuatan hidupnya sendiri. Politheisme,
muncul adanya anggapan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang mengatur kehidupannya
atau gejala alam. Monotheisme, yaitu kepercayaan dewa mulai digantikan
dengan yang tunggal, dan puncaknya ditunjukkan adanya Khatolisisme.
Kedua, Tahap
Metafisik merupakan tahap transisi antara tahap teologis ke tahap positif.
Tahap ini ditandai oleh satu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang asasi yang
dapat ditemukan dalam akal budi. Ketiga, Tahap Positif ditandai
oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir, tetapi
sekali lagi pengetahuan itu sifatnya sementara dan tidak mutlak, disini
menunjukkan bahwa semangat positivisme yang selalu terbuka secara terus menerus
terhadap data baru yang terus mengalami pembaharuan dan menunjukkan dinamika
yang tinggi. Analisa rasional mengenai data empiris akhirnya akan memungkinkan
manusia untuk memperoleh hukum-hukum yang bersifat uniformitas.
Comte mengatakan bahwa disetiap
tahapan tentunya akan selalu terjadi suatu konsensus yang mengarah pada
keteraturan sosial, dimana dalam konsensus itu terjadi suatu kesepakatan
pandangan dan kepercayaan bersama, dengan kata lain sutau masyarakat dikatakan
telah melampaui suatu tahap perkembangan diatas apabila seluruh anggotanya
telah melakukan hal yang sama sesuai dengan kesepakatan yang ada, ada suatu
kekuatan yang dominan yang menguasai masyarakat yang mengarahkan masyarakat
untuk melakukan konsensus demi tercapainya suatu keteraturan sosial.
Pada tahap teologis, keluarga
merupakan satuan sosial yang dominan, dalam tahap metafisik kekuatan
negara-bangsa (yang memunculkan rasa nasionalisme/ kebangsaan) menjadi suatu
organisasi yang dominan. Dalam tahap positif muncul keteraturan sosial ditandai
dengan munculnya masyarakat industri dimana yang dipentingkan disini adalah
sisi kemanusiaan. (Pada kesempatan lain Comte mengusulkan adanya Agama
Humanitas untuk menjamin terwujudnya suatu keteraturan sosial dalam masyarakat
positif ini).
Komentar
Posting Komentar